Kelompok 38 "TAraTak"
Midwifery
Costum Search Enginge (CSE)
Loading
Ingatlah Hari ini ^
Jumat, 22 Maret 2013
Kamis, 24 Januari 2013
Jumat, 11 Januari 2013
laporan tahunan penimbangan tahun 2012
Saai ini tak usah ribet-ribet kalau
harus membuat laporan terutama bagi para bidan yang identik dengan segala macam
bentuk pelaporan mulai dari harian sampai tahunan. berikut ini ada cara prektis
membuat laporan tahunan dengan menggunakan microsoft excel. untuk melihat
hasilnya bisa dilihat disini.
Langkah-langkah membuat file ini :
Langkah-langkah membuat file ini :
- Buka file excel
- Untuk menulis judul, ketik judul di satu cell lalu klik Format Cells atau CTRL 1 pilih alignment --> ubah text alignment menjadi center --> klik wrap text --> OK
- Untuk menggabungkan 2 row sama dengan diatas lalu klik merge cells --> OK
- Untuk membuat tabel CTRL 1 pilih borders lalu pilih bentuk tabel --> OK
- Buat judul dengan rumus =judul&" Puskesmas " &pusk&" "&kota&" Bulan "&APR& " Tahun "&tahun -->enter
- Tambahkan komentar pada judul dengan cara klik kanan pada judul lalu insert comment-->OK
- Membuat nomor urut yaitu ketik 2 nomor berurut ke bawah --> blok --> tarik tanda tambah di pojok kanan bawah area yang diblok
- Hitung K/S dengan cara mengklik di area tabel K dan S rumus =D7/C7% -->enter
- Hitung D/S, N/D, N/S dengan cara yang sama dengan di atas
- Untuk membuat kategori bina D/S, dicari dengan rumus =IF(H7<TDSFEB,"BINA","-")-->enter
- Untuk kategori bina N/D dicari dengan rumus =IF(I7<TNDJAN,"BINA","-")-->enter
- Untuk mengetahui hasil dibawahnya, tarik tanda tambah di pojok kanan bawah area cells
- Mengisi catatan dengan rumus ="Catatan : Pada bulan "&APR&" ini jumlah Posyandu yang perlu dibina D/S adalah "&COUNTIF(K7:K16,"BINA")&" Posyandu dan N/D "&COUNTIF(L7:L16,"BINA")&" Posyandu"""-->enter
- Pada temapat dan tanggal, gunakan rumus =""&Tempat&", 5 "&APR&" "&tahun&"" Ingat : sebelumnya telah dibuat tabel berisi bulan, nama dokter, NIP, TPG, dan NIP
- Masukkan nama pimpinan Puskesmas, pelapor, dan NIP dengan rumus yang dibuat sesuai pada tabel yang dibuat pada poin 14 contoh =PNAPRL
- Untuk membuat grafik klik insert-->chart-->select data dari nama Posyandu-->OK
- Untuk mengunci sheet --> Home-->Format-->Protect Sheet-->masukkan password-->OK
- Percantik lembaran excel dengan menambahkan Fill color sesuai warna yang diinginkan
- Tabulasikan data pada kolom D, N, dengan rumus =AVERAGE(JAN!E7,FEB!E7,MAR!E7) enter lalu tarik tanda tambah pada pojok kanan bawah ke bagian samping lalu ke bagian bawah
- Save data
Preeklampsia
Anda ingin tahu lebih jelas tentang pre-eklampsia lihat pada blog saya yang lain klik di SINI
Preeklampsia 15
10) Komplikasi Lain
Lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat
kejang – kejang pneumoni aspirasi dan DIC
(disseminated intravascular coagulation)
11) Pada Janin
Menurut Rukiyah (2010), komplikasi pre eklamsia pada janin
adalah :
Janin yang dikandung ibu hamil pre eklamsia akan hidup dalam
rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal. Keadaan ini bisa terjadi
karena pembuluh darh yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit, karena
buruknya nutrisi pertumbuhan janin akan terhambat sehingga akan terjadi bayi
dengan berat lahir rendah. Bisa juga janin dilahirkan kurang bulan (prematuritas),
komplikasi lanjut dari prematuritas adalh keterlambatan belajar, epilepsy,
serebral palsy, dan masalah pada pendengaran dan penglihatan, bayi saat
dilahirkan asfiksia, dsb.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Adsence.
2012. http://www.jurnalskripsi.net/hubungan-paritas-dan-usia-ibu-dengan-kejadian-pre-eklampsia-berat-peb/2012/4873/
(Diakses tanggal 06 April 2012 )
2.
Angsar,
2008 http://www.google.com
(Diakses tanggal 06 April 2012)
3.
Arikunto,
Suharsini.2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:Rineka
Cipta
4.
Bobak,
Lowdermik, jansen. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
5.
Boyle,
Maureen. 2007. Buku Saku Bidan Kedaruratan Dalam Persalinan. Jakarta: EGC
6.
Chapman,
Vicky. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Kelahiran. Jakarta: EGC
7.
Cuningham,
F. Gary.Dkk. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
8.
Hidayat,
Aziz Alimul. 2007. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Jakarta:Salemba Medika
9.
Manuaba,
Candradinata.. 2008 . Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Dan Obstetri Ginekologi
Social Untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC
10.
Mitayani.
2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
11.
Mochtar,
rustam. 2007. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
12.
Notoatmodjo,Soekidjo.
2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
13.
Nursalam.
2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
14.
Rozikhan.2007.
http://www.google.com
(Diakses tanggal 06 April 2012 )
15.
Sujiyatini,
dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jakarta: Nuha Medika
16.
Suyanto
dan Ummi Salamah. 2009. Riset Kebidanan Metodologi Dan Aplikasi.
Jogjakarta:Mitra Cendekia
17.
Woro,
Dyah. 2012. http://alumni.unair.ac.id/detail.php?id=59119&faktas
=Kedokteran (Diakses tanggal 03 April 2012 )
18.
Winkjosastro,
Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
19.
Yeyeh,
Rukiyah. 2010. Asuhan Kebidanan 4 (Patologi). Jakarta: CV Trans Info Media
Preeklampsia 14
3) Mengakhiri
kehamilan sedapat dapatnya pada kehamilan 37 minggu ke atas apabila dirawat
tanda – tanda pre eklamsia tidak juga dapat hilang. (Rukiyah, 2010)
12.
Komplikasi
Komplikasi terberat adalah kematian ibu dan janin. Komplikasi dibawah ini yang bisa
terjadi pada pre eklamsia dan eklamsia (Rukiyah, 2010) :
1) Solusio Plasenta
Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi
akut dan lebih sering terjadi pada pre eklamsia
2) Hipofibrinogenemia
Biasanya terjadi pada pre eklamsia berat. Oleh karena itu
dianjurkan untuk pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
3) Hemolisis
Penderita dengan PEB kadang – kadang menunjukkan gejala
klinik hemolisis yang dikenel dengan ikterus. Belum diketahui dengan pasti
apakah ini merupakan kerusakan sel hati atau destruksi sel darh merah. Nekrosis
periportal hati yang sering ditemukan pada autopsy penderita eklamsia dapat
menerangkan ikterus tersebut.
Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal
penderita eklamsia.
5) Kelainan Mata
Kehilangan penglihatan untuk sementara yang berlangsung
sampai seminggu dapat terjadi. Perdarahan kadang – kadang terjadi pada retina.
Hal ini merupakan tanda gawat akan terjadi apopleksia serebri.
6) Edema Paru – Paru
Paru – paru menunjukkan berbagai tingkat edema dan perubahan
karena bronkopnemonia sebagai akibat aspirasi. Kadang – kadang ditemukan abses
paru – paru.
7) Nekrosis Hati
Nekrosis periportal hati pada pre eklamsia/eklamsia
merupakan akibat vasopasme arteriole
umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklamsia, tetapi juga dapat terjadi pada
penyakit lain. Kerusakan sel – sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal
hati, terutama penentuan enzim–enzimnya.
8) Sindroma HELLP (Haemolisys elevated liver enzymes dan low palatelet)
Merupakan sindrom kumpulan gejala klinis berupa gangguan
fungsi hati, hepatoselular (peningkatan enzim hati [SGOT,SGPT], gejala
subyektif [cepat lelah, mual, muntah, nyeri epigastrium]). Hemolisis akibat
kerusakan membrane eritrosit oleh radiakl bebas asam lemak jenuh dan tak jenuh.
Trombositopenia (,150.000/cc), agregasi (adhesi trombosit did inding vaskuler),
kerusakan tromboksan (vasokonstriktor
kuat), lisosom.
9) Kelainan Ginjal
Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu
pembengkakan sitoplasma sel endothelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur
yang lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria samapi gagal ginjal.
Preeklampsia 13
1) Perawatan
aktif, sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan
pemeriksaan fetal assessment yakni pemeriksaan non stress test (NST) dan ultrasonografi (USG) dengan indikasi
salah satu atau lebih yakni :
a) Ibu: Usia
kehamilan 37 minggu atau lebih, adanya tanda – tanda impending eklamsia,
kegagalan terapi konserfatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi
kenaikan desakan tekanan darah atau setelah 24 jam perawatan medicinal, ada
gejala – gejala status quo (tidak ada perbaikan)
b) Janin: Hasil
fetal assasemen jelek (NST dan USG) adanya tanda IUGR
c) Hasil
laboratorium: Adanya HELLP syndrome
2) Pengobatan
medisinal pasien PEB dilakukan di RS dan atas instruksi dokter yaitu segera
masuk RS, tirah baring miring ke satu sisi. Tanda vital diperiksa setiap 30
menit, reflek patela setiap jam, infus dextrose 5% dimana setiap 1 liter
diselingi dengan infus RL (60 – 125 cc/jam) 500cc berikan antasida : diet cukup
protein, rendah karbohidrat lemak dan garam, pemberian obat anti kejang MgSO4
diuretikum tidak diberikan kecuali bila ada tanda – tanda edema paru, payah
jantungkongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg/IM.
3) Antihapertensi
diberikan bila tekanan darah sistolis lebih 180 mmHg (diastol lebih 110 mmHg
atau MAP lebih 125 mmHg sasaran pengobatan adalah tekanan diastolis kurang 105
mmHg bukan kurang 90 mmHg karena akan menurunkan perfusi plasenta dosis
antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi
pada umumnya.
4) Bila dibutuhkan
penurunan tekanan darah secepatnya diberikan obat–obat antihipertensi
parenteral (tetesan kontinyu) catapres
injeksi. Dosis yang biasa dipakai 5
ampul dalam 500 cc cairan infus atau pres disesuaikan dengan tekanan darah.
5) Bila tidak
tersedia antihipertensi parenteral dapat di berikan tablet anti hipertensi
secara sublingual diulang selang 1 jam maksimal 4 – 5 kali. Bersama dengan awal
pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan secara oral.
6) Pengobatan
jantung jika ada indikasinya yakni ada tanda – tanda menjurus payah jantung
diberikan digitalisasi cepat dengan cedilanid D.
7) Lain – lain :
Konsul penyakit dalam/jantung, mata, obat – obat anti piretik diberikan bila
suhu rectal 38,5ÂșC dapat dibantu dengan pemberian kompres dingin atau alkohol
atau xylomidon 2 cc IM, antibiotik
diberikan atas indikasi. Diberikan ampicilin 1 gr/ 6 jam/ IV/hari, anti nyeri
bila penderita kesakitan atau gelisah karena kontraksi uterus dapat diberikan
petidin HCL 50 – 75 mg sekali saja, selambat lambatnya 2 jam sebelum janin
lahir.
11.
Pencegahan
Pada
umumnya timbulnya eklamsia dapat dicegah atau frekuensinya dapat dikurangi.
Usaha – usaha untuk menurunkan frekuensi eklamsia adalah :
1) Meningkatkan
jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua wanita hamil
memeriksakan diri sejak hamil muda.
2) Mencari pada
tiap pemeriksaan tanda-tanda pre eklamsia dan megobatinya segera bila ditemukan
Langganan:
Postingan (Atom)