SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DIABETES MELITUS PADA LANSIA
OLEH :
NURMALIA ERMI
104114508
3B
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
PRODI DIII KEBIDANAN PADANG
2012 /2013
LEMBARAN PENGESAHAN KK BINAAN KEBIDANAN KOMUNITAS
RT 06 / RW 01 KELURAHAN TABIANG BANDA GADANG
Nama KK :
St. Lukman
Nama Klien :
St. Lukman
Umur :
70 tahun
Alamat :
Perumahan Griya Permata 2 RT 06 Blok A3
Materi Penyuluhan :
Diabetes Melitus Pada Lansia
Padang, Desember 2012
Klien Mahasiswa
(St. Lukman) (Nurmalia Ermi)
Mengetahui
Dosen Pembimbing
(Widdefrita, MKM)
SATUAN
ACARA PENYULUHAN
Judul : Diabetes Melitus pada Lansia
Penyuluh : Mahasiswa Tingkat III B Kebidanan
Padang Poltekkes Kemenkes Padang
Hari/Tanggal : Sabtu, 1 Desember 2012
Jam :
10.00 WIB
Waktu : 30 menit
Tempat : Perumahan Griya Permata 2 RT 06 Blok A3
Sasaran : Lansia DM di Perumahan Griya Permata 2 RT 06 Blok A3
I.
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para lansia dapat mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus sehingga dapat menjaga
kesehatan mereka.
II.
Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan
lansia mampu :
a. Menjelaskan pengertian diabetes melitus
b. Memahami penyebab dari diabetes melitus
c.
Memahami klasifikasi diabetes melitus
d.
Memahami gejala klinis dari
diabetes
melitus
e.
Menjelaskan penatalaksanaan dari diabetes melitus
f.
Menjelaskan makanan untuk diabetes
melitus
III.
Pokok Bahasan
“Diabetes Melitus Pada Lansia”
IV.
Sub Pokok Bahasan
1.
Pengetian diabetes melitus
2.
Penyebab diabetes melitus
3.
Klasifikasi diabetes melitus
4.
Gejala klinis diabetes melitus
5.
Penatalaksanaan diabetes melitus
6. Makanan untuk diabetes melitus
V.
Setting Tempat
VI.
Kegiatan Penyuluhan
No
|
Tahap
|
Waktu
|
Kegiatan
|
|
|
|
|
Penyuluhan
|
Audien
|
1.
|
Pembukaan
|
5 menit
|
Ø
Mengucapkan salam
Ø
Memperkenalkan diri
|
Ø
Menjawab salam
|
|
|
|
Ø
Menjelaskan tujuan
penyuluhan
|
Ø
Mendengarkan
|
2.
|
Isi
|
20 menit
|
Ø Menggali pengetahuan lansia tentang pengertian diabetes
melitus
|
Ø
Memberikan pendapat
|
|
|
|
Ø
Menggali pengetahuan
lansia tentang penyebab diabetes melitus
Ø
Menggali pengetahuan
lansia tentang klasifikasi diabetes melitus
Ø
Menggali pengetahuan lansia tentang gejala klinis
diabetes melitus
Ø
Menggali pengetahuan lansia tentang penatalaksanaan diabetes
melitus
Ø
Menggali pengetahuan
lansia
tentang makanan diabetes
melitus
|
Ø
Memberikan pendapat
Ø Memberikan pendapat
|
|
|
|
Ø
Menjelaskan pengertian diabetes melitus
|
Ø
Mendengarkan dan
memperhatikan
|
|
|
|
Ø
Menjelaskan tentang penyebab diabetes melitus
|
Ø
Mendengarkan dan
memperhatikan
|
|
|
|
Ø
Menjelaskan tentang klasifikasi
diabetes melitus
|
Ø
Mendengarkan dan
memperhatikan
|
|
|
|
Ø
Menjelaskan tentang gejala klinis diabetes melitus
Ø
Menjelaskan tentang penatalaksanaan
diabetes melitus
Ø
Menjelaskan tentang makanan
untuk diabetes melitus
|
Ø
Mendengarkan dan
memperhatikan
|
|
|
|
Ø Memberikan kesempatan lansia untuk bertanya
|
Ø
Mengajukan
pertanyaan
|
|
|
|
Ø
Menjawab pertanyaan
|
Ø
Mendengarkan dan
memperhatikannya
|
3.
|
Penutup
|
5 menit
|
Ø
Menyimpulkan materi
|
Ø
Memperhatikan
|
|
|
|
Ø
Melakukan evaluasi
lisan
|
Ø
Menjawab pertanyaan
|
|
|
|
Ø
Mengucapkan salam
penutup
|
Ø
Menjawab salam
|
VII.
Materi (terlampir)
VIII.
Evaluasi Lisan
a.
Jelaskan Pengetian diabetes melitus !
b.
Jelaskan Penyebab diabetes melitus !
c.
Jelaskan Klasifikasi diabetes melitus !
d.
Jelaskan Gejala klinis diabetes melitus !
e.
Jelaskan Penatalaksanaan diabetes melitus !
f.
Jelaskan Makanan untuk diabetes melitus !
LAMPIRAN
MATERI
DIABETES MELITUS PADA
LANSIA
1.
PENGERTIAN
Diabetes
Mellitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi ketikapankreas
tidak dapat menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup, atau ketika tubuh
tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan dengan efektif. Menurut American
Diabetes Assosiation (ADA), DM
adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan
insulin secara normal.
Menurut
kriteria who (1999), kadar glukosa normal darah vena pada waktu puasa tidak
melebihi 126 mg/dl dan 2 jam sesudah beban glukosa oral 75 gr tidak melebihi 200mg/dl.
apabila hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas tidak memadai
untuk mengubah glukosa menjadi sumber energi bagi sel, maka glukosa tersebut
akan tetap berada dalam darah dan kadar glukosa dalam darah akan meningkat
sehingga timbullah DM.
2.
PENYEBAB
Pada lansia cenderung terjadi peningkatan
berat badan, bukan karena mengkonsumsi kalori berlebih namun karena perubahan
rasio lemak-otot dan penurunan laju metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi
faktor predisposisi terjadinya diabetes mellitus. Penyebab diabetes mellitus
pada lansia secara umum dapat digolongkan ke dalam dua besar:
g.
Proses
menua/kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan fungsi
pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi
dengan baik).
h.
Gaya
hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum alkohol, dll.)
Keberadaan
penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab terjadinya
diabetes mellitus. Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan
keletihan dapat menutupi tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk
mencari bantuan medis. Keletihan, perlu bangun pada malam hari untuk buang air
kecil, dan infeksi yang sering merupakan indikator diabetes yang mungkin tidak
diperhatikan oleh lansia dan anggota keluarganya karena mereka percaya bahwa
hal tersebut adalah bagian dari proses penuaan itu sendiri.
3.
KLASIFIKASI
a. Diabetes melitus tipe I
Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut baik melalui proses imunologik maupun idiopatik. Karakteristik
Diabetes Melitus tipe I:
·
Mudah terjadi
ketoasidosis
·
Pengobatan harus
dengan insulin
·
Biasanya kurus
·
Biasanya
terjadi pada umur yang masih muda
·
10%nya ada
riwayat diabetes pada keluarga
b.
Diabetes melitus
tipe II
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin. Karakteristik DM tipe II:
Bervariasi mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin. Karakteristik DM tipe II:
·
Sukar terjadi
ketoasidosis
·
Pengobatan tidak
harus dengan insulin
·
Gemuk
atau tidak gemuk
·
Biasanya
terjadi pada umur > 45 tahun
·
30%nya
ada riwayat diabetes pada keluarga
·
± 100% kembar
identik terkena
4.
GEJALA KLINIS
Keluhan
umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada lansia umumnya
tidak ada. Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal
yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau
bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang
dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena
itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Sebaliknya
yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif
kronik pada pembuluh darah dan saraf.
Pada DM lansia
terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran
klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi
yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena
katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer)
dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut
Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan
adalah :
a.
Katarak
b.
Glaukoma
c.
Retinopati
d.
Gatal seluruh
badan
e.
Pruritus Vulvae
f.
Infeksi
bakteri kulit
g.
Infeksi
jamur di kulit
h.
Dermatopati
i.
Neuropati
perifer
j.
Neuropati
viseral
k.
Amiotropi
l.
Ulkus
Neurotropik
m.
Penyakit ginjal
n.
Penyakit
pembuluh darah perifer
o.
Penyakit koroner
p.
Penyakit
pembuluh darah otak
q.
Hipertensi
5.
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama
terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah
normal.
Ada 5 komponen
dalam penatalaksanaan diabetes :
a.
Diet
Suatu perencanaan
makanan yang terdiri dari 10% lemak, 15% Protein, 75% Karbohidrat kompleks
direkomendasikan untuk mencegah diabetes. Kandungan rendah lemak dalam diet ini
tidak hanya mencegah arterosklerosis, tetapi juga meningkatkan aktivitas
reseptor insulin.
b. Latihan
Latihan juga
diperlukan untuk membantu mencegah diabetes. Pemeriksaan sebelum latihan
sebaiknya dilakukan untuk memastikan bahwa klien lansia secara fisik mampu
mengikuti program latihan kebugaran. Pengkajian pada tingkat aktivitas klien
yang terbaru dan pilihan gaya hidup dapat membantu menentukan jenis latihan
yang mungkin paling berhasil. Berjalan atau berenang, dua aktivitas dengan
dampak rendah, merupakan permulaan yang sangat baik untuk para pemula. Untuk
lansia dengan NIDDM, olahraga dapat secara langsung meningkatkan fungsi
fisiologis dengan mengurangi kadar glukosa darah, meningkatkan stamina dan
kesejahteraan emosional, dan meningkatkan sirkulasi, serta membantu menurunkan
berat badan.
c.
Pemantauan
Pada pasien dengan
diabetes, kadar glukosa darah harus selalu diperiksa secara rutin. Selain itu,
perubahan berat badan lansia juga harus dipantau untuk mengetahui terjadinya
obesitas yang dapat meningkatkan resiko DM pada lansia.
d.
Terapi (jika
diperlukan)
Sulfoniluria adalah
kelompok obat yang paling sering diresepkan dan efektif hanya untuk penanganan
NIDDM. Pemberian insulin juga dapat dilakukan untuk mepertahankan kadar glukosa
darah dalam parameter yang telah ditentukan untuk membatasi komplikasi
penyakit yang membahayakan.
e.
Pendidikan
·
Diet yang harus
dikomsumsi
·
Latihan
·
Penggunaan
insulin
a.
Kacang polong
Kacang polong tinggi serat. Serat merupakan komponen tumbuhan yang
membuat Anda kenyang, menstabilkan kadar gula darah, dan bahkan menurunkan
kolesterol. Setengah cangkir kacang hitam mengandung sekitar tujuh gram serat.
Selain itu, kacang polong juga mengandung kalsium, mineral yang terbukti
membantu membakar lemak tubuh. Setengah cangkir mengandung sekitar 100 gram
kalsium, sekitar 10 persen dari asupan harian. Di samping itu, kacang polong
juga merupakan sumber makanan yang kaya protein.Berbeda dengan sumber protein
hewan (daging), kacang polong rendah lemak jenuh, lemak yang menyumbat arteri
dan memicu penyakit jantung.
b.
Susu, Produk susu,
seperti susu, keju dan yogurt, kaya kalsium dan vitamin D
Sebuah studi, seperti dikutip situs perevention.com, menemukan,
perempuan yang mengonsumsi lebih dari 1.200 mg kalsium atau lebihdari 800
internasional unit (IU) vitamin D sehari berisiko 33 persen lebih rendah
menderita diabetes dibandingkan mereka yang mengonsumsi kedua nutrisi ini dalam
jumlah kurang. Tapi, pastikan memilih produk susu yang rendah atau bebas lemak.
c.
Salmon
Salmon kaya asam lemak omega-3. Tiga ons salmon menyediakan sekitar
1.800 mg omega-3. Jenis lemak sehat ini berfungsi mengurangi risiko penyakit
jantung, menurunkan berat badan, mengurangi peradangan, serta memperbaiki
resistensi insulin. Selain itu, ikan ini juga mengandung vitamin D.
d.
Tuna
Tuna merupakan jenis ikan sehat yang juga kaya asam lemak omega-3. Tiga
ons tuna menyumbangkan 1.300 mg omega-3 dan sejumlah vitamin D.
e.
Oats
Oats juga kaya serat, setengah cangkir oat instan menyumbangkan empat
gram serat. Penelitian menunjukkan bahwa pencinta oat bisa menrunkan kadar
kolesterol total dan kolesterol jahat LDL serta memperbaiki resistensi insulin.
Kandungan serat dalam oat memperlambat proses pemecahan dan penyerapan
karbohidrat. Karena itu, kadar gula darah Anda akan tetap stabil.
f.
Biji Rami
Biji rami kaya akan serat dan alpha-linolenic acid (ALA), yang akan diubah
tubuh menjadi omega-3 EPA dan DHA. Beberapa studi besar telah menemukan
hubungan antara peningkatan asupan ALA dan penurunan kejadian penyakit jantung,
serangan jantung, serta gangguan kardiovaskular lainnya. Biji berukuran kecil
ini juga dinyatakan bisa menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.
g.
Kenari
Satu ons kacang sehat ini (sekitar tujuh biji) mengandung dua gram serat
dan dua koma enam gram ALA. Tapi, jumlah tersebut juga menyumbangkan 185
kalori. Jadi, perhatikan jumlah asupan jika Anda sedang mempertahankan berat
badan.
h.
Selai Kacang
Beberapa studi telah menyatakan bahwa selai kacang bisa mengurangi
risiko diabetes. Kandungan serat di dalamnya (dua sendok makan mengandung dua
gram serat) turut berperan dalam penurunan risiko ini. Selain itu, selai kacang
juga mengandung lemak tunggal tidak jenuh yang baik untuk jantung. Tapi,
makanan ini juga kaya kalori. Karena itu, perhatikan takaran asupan Anda.
i.
Cokelat Hitam (dark chocolate)
Cokelat ini kaya antioksidan flavonoid, yang berfungsi memperbaiki kadar
kolesterol baik dan jahat serta mengurangi tekanan darah.
TIPS MAKAN UNTUK DIABETES MELITUS
1.
Perbanyak Sayuran
Penderita DM bisa memperbanyak porsi
sayuran setiap hari karena manfaatnya yang sangat baik untuk tubuh. Konsumsi
sayur-sayuran sangat penting untuk mengontrol tubuh dengan serat yang dapat
mengikat karbohidrat untuk diabetes. Sayuran menyediakan sumber besar serat,
mineral dan vitamin. Adapun sayur-sayuran yang sangat dianjurkan adalah kubis,
bayam, brokoli, buncis, wortel, tomat dan paprika.
2.
Makan Buah-buahan
Berbagai buah-buahan juga memberikan
serat, mineral dan vitamin yang diperlukan untuk tubuh.
3.
Makan Sedikit Lemak
Penderita diabetes juga dapat makan
makanan yang mengandung banyak protein semisal daging. Jika makan daging
cobalah agar makan daging dengan sedikit lemak seperti misalnya dada ayam,
ikan, daging tanpa lemak atau kalkun tanpa kulit.
4.
Perbanyak Air Putih
Air putih sangat dibutuhkan untuk tubuh
karena dapat melarutkan racun-racun yang ada dalam tubuh. Hindari minuman manis
dan bersoda, ini bisa berdampak buruk untuk kesehatan.
5.
Minum Susu Rendah Lemak
Susu
merupakan salah satu sumber diperlukan banyak elemen-elemen penting yang
dibutuhkan tubuh. Sumber bebas lemak susu seperti yoghurt dan susu rendah lemak
sangat baik untuk tubuh.
6.
Batasi Karbohidrat
Pastikan
untuk menghindari atau membatasi asupan karbohidrat yang meliputi jagung sirup,
madu, permen, gula, beras putih, roti putih atau item yang mengandung fruktosa,
glukosa atau sukrosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar